Sabtu, 23 Mei 2009

Proses Penciptaan Manusia Menurut Qur'an

BAB I
PENDAHULUAN

Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai utusan untuk seluruh alam semesta. Allah berfirman di dalam Qur’an :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (al-Anbiya’ 21 : 107).

Demikianlah, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah untuk masyarakat Badui di gurun pasir sebagaimana beliau pula adalah utusan Allah bagi para saintis hari ini di laboratorium modernnya. Beliau adalah utusan Allah pembawa risalah kepada seluruh umat manusia untuk segala zaman. Maka dari itulah Allah memberikan bukti bagi Risalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebuah bukti yang berbeda dengan bukti-bukti yang diberikan kepada rasul-rasul sebelumnya, dikarenakan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ditakdirkan untuk menjadi Nabi terakhir hingga hari pembalasan, Allah menganugerahkan kepada beliau mukjizat yang abadi sebagai bukti kenabiannya yaitu AL-Quranul karim yang didalamnya terkandung berbagai macam Mu’jizat yang manusia belum bisa membuktikannya secara nyata dikarenakan keterbatasan Ilmu yang dimilikinya.
Namun studi intensif mengenai al-Qur’an dan al-Hadits 4 tahun terakhir telah berhasil mengungkap kebenaran dan keajaiban yang terkandung didalam Al-Quran dan Hadits tersebut, yang salah satunya sebuah sistem dalam mengklasifikasikan embrio manusia yang benar-benar menakjubkan sejak hal ini diwahyukan pada abad ke-7 M. Walaupun Aristoteles, penemu sains embriologi, menyadari bahwa embrio ayam berkembang secara bertahap dari studinya mengenai telur ayam betina pada abad ke-4 sebelum Masehi, dia tidak memberikan detail apapun mengenai tahapan-tahapan embrio. sepanjang sejarah embriologi, masih sedikit diketahui mengenai tahapan dan klasifikasi embrio manusia hingga abad ke-20. Untuk alasan inilah, deskripsi embrio manusia di al-Qur’an tidak bisa didasarkan kepada pengetahuan saintifis pada abad ke-7 M. Konklusi yang paling masuk akal adalah, penjelasan mengenai embriologi yang terdapat di al-Qur’an ini dinyatakan oleh Muhammad (Shallallahu 'alaihi wa sallam) dari Allah. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mungkin mengetahui hal ini begitu mendetail dikarenakan beliau adalah orang yang buta huruf dengan tak ada sedikitpun pengetahuan saintifis.
Akan tetapi Allah SWT telah mengehendaki bahwa akan ada kemajuan saintifis dan penemuan-penemuan yang akan menyediakan bukti setelah bukti dari kebenaran yang melintasi waktu. Ayat-ayat al-Qur’an menjadi dikenal di kalangan ilmuwan terkenal dan saintis agama kita dan generasi berikutnya. Sains takkan pernah kosong dari keajaiban al-Qur’an sebagaimana dalam firmannya :
لِكُلِّ نَبَإٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ َ

Artinya : "Allah juga berfirman, Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui." (QS Al-An’am 6:67)

سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيد ٌ
Artinya :"Dan ia juga berfirman, Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di seluruh ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka baha al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Ia menyaksikan segala sesuatu?" (QS Fushshilat 41:53).

Maha benar Allah dari segala firmannya.





BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA PADA MASA PRENATAL MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
A. Pengertian Masa Prenatal
Masa Prenatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan yang terjadi didalam rahim rahim seorang ibu sampai dia lahir. Adapun masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya pembuahan semacam ini biasanya berlansung selama 280 hari, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh. Ilmu pengetahuan empiris baru mengetahui adanya sel telur dan sel sperma pada abad ke 17 yaitu setelah van leewenhoef berhasil menciptakan lensa pembesarnya, akan tetapi ilmu samawi ( pengetahuan yang didapat melalui wahyu Allah ) telah mengetahui adanya sel telur dan sperma sejak abad ke 7 yang di istilahkan dengan nutfah.
B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Proses pembentukan bayi dari sejak pembuahan sampai lahir tidak dapat di amati secara lansung para ahli mempergunakan berbagai kesempatan, cara dan alat untuk mendapat keterangan-keterangan tentang proses pertumbuhan sejak pembuahan itu walaupun dengan susah payah akhirnya pada akhir embryolog Telah berhasil menemukan ibu tentang embrio. Akan tetapi teori-teori mereka tidak sedetail yang dibahas bisa dikatakan muncul agak terlambat dan juga tidak sed karena sebelumnya Al-quran telah terlebih dahulu telah menjelasakannya secara detail dan jelas
Pada ayat dibawah ini Allah Ta'ala berfirman seraya memberitahukan mengenai permulaan penciptaan manusia dari saripati (yang berasal) dari tanah yaitu Adam dan beserta dengan tahapan-tahapannya :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (۱۲) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (۴۱) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (۱۴)
Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dari sulaalatin min thiin (suatu saripati dari tanah), kemudian kami jadikan nuthfah (saripati/sperma) itu dalam qoroorin makiin (tempat yang kokoh/rahim), kemudian kami jadikan nuthfah itu ‘alaqoh (segumpal darah), lalu ‘alaqoh itu kami jadikan mudghoh (segumpal daging), lalu mudghoh itu kami jadikan ‘idhooma (tulang belulang) lalu ‘idhooma itu kami bungkus dengan lahma (daging/otot), kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lai,n Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang PalingBaik .” (QS. Al-Mu’minuun 23 : 12-14).


1. Nuthfah, (“setetes” atau sejumlah kecil air)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً
Artinya : "kemudian kami jadikan saripati ituair mani/ sperma."

Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an yaitu: :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى (۳۶) أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى (۳۷) Artinya : "Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus?, bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?." (Q.S Al-Qiyamah : 36-37)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.


2. ‘Alaqoh (struktur seperti lintah)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَة ً
Artinya : "Kemudian air mani itu kami jadikan itu segumpal darah. "

Artinya, kemudian kami jadikan Nutfah, yaitu air yang memancar yang keluar dari tulang rusuk yang yang berada ditulang punggung laki-laki dan tulang dada wanita, yang berada diantara tulang selangka dan pusar, sehingga menjadi segumpal darah merah yang memanjang (tafsir Ibnu Katsir Juz 18).
Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata "'alaq" yang terdapat di dalam Al Qur'an yaitu : :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (۱) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (۲)
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia yang telah menciptakan manusia dari 'alaq (segumpal darah)". (QS. Al'Alaq :1-2)

Arti kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada suatu tempat". Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.


Maka dari itu penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa, kata ‘alaqoh memiliki 3 makna, makna pertama adalah ‘lintah’, makna kedua adalah ‘sesuatu yang tergantung’ dan makna yang ketiga adalah ‘segumpal darah’.




Gambar 1 : Gambar Lintah (bawah) dan ‘alaqoh (atas)
3. Mudghah (struktur bekas kunyahan)
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَة ً
Artinya :" Lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,"

Maksudnya yaitu segumpal daging yang tidak mempunyai bentuk tertentu dan tidak bergaris-garis (tafsir Ibnu Katsir Juz 18)
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Al-Qur’an juga menyatakan bahwa tetesan sperma berkembang menjadi gumpalan darah yang membeku/didih. (sebuah blastocyst yang tertanam atau gagal/gugur secara spontan berbentuk seperti didih/darah yang membeku). Perujukan juga menunjukkan penampakan embrio seperti lintah. Embrio menyerupai seekor lintah, atau penghisap darah, pada penampakannya. Embrio juga dikatakan menyerupai substansi yang dikunyah seperti getah atau kayu. (Somit sedikit mirip dengan bekas gigitan pada sebuah substansi yang dikunyah. Lihat gambar 2)










Gambar 2 : Gambar kunyahan tanah liat (kiri) dan Mudghah (kanan)


4. ‘Idhaam (tulang” atau “rangka)
فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا
Artinya :" Lalu segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang."

Maksudnya, kami (Allah) berikan bentuk yang me,iliki kepala, dua tangan, dua kaki, dengan tulang-tulangnya, urat dan otot-ototnya (tafsir Ibnu Katsir Juz 18). Dalam hadits shahih dari Abu Zinad, dari A'raj, dari Abu Hurairah Ra, dia bercerita, Rasulullah SAW bersabda :
كل جسد ابن آدم يبلى إلا عَجْبُ الذَّنَب، منه خلق ومنه يركب ( صحيح البخاري برقم (۴۹۳۵) وصحيح مسلم برقم (۲۹۵۵)
Artinya : "Setiap tubuh anak Adam akan binasa dimkan tanah, kecuali tulang ekornya, darinya(lah) dia diciptakan dan padanya disusun." (HR. Ahmad)


5. Kisaa al-‘Idham bil laham, (membungkus tulang dengan daging atau otot).
فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا
Artinya : "lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging/ otot,"

Maksudnya kami jadikan daging yang dapat menutupi, mengokohkan dan menguatkan (tafsir Ibnu Katsir Juz 18).
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut: "Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang." (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)


6. An-Nasy’a (formasi/ pembentukan fetus yang sudah jelas)
ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ
Artinya : "kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain.”

Yakni kemudian kami tiupkan ruh kedalamnya, sehingga dia pun bergerak dan menjadi makhluk lain yang bargerak dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran, pengetahuan, gerakan dan goncangan.

Didalam sebuah Hadits Iman Ahmad meriwayatkan dari 'Abdullah –Ibnu Mas'ud Ra tentang permulaan peniupan ruh ke dalamnya ditetapkan berbagai proses dan keadaan :
إن أحدكم ليُجمع خَلقُه في بطن أمه أربعين يومًا، ثم يكون علقة مثل ذلك، ثم يكون مضغة مثل ذلك، ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح، ويؤمر بأربع كلمات: رزقه، وأجله، وعمله، وهل هو شقي أو سعيد، فوالذي لا إله غيره، إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع، فيسبق عليه الكتاب، فيختم له بعمل أهل النار فيدخلها، وإن الرجل ليعمل بعمل أهل النار، حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع، فيسبق عليه الكتاب، فيختم له بعمل أهل الجنة فيدخلها
Artinya : "Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya didalam perut (rahim) ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), lau menjadi gumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya Malaikat, maka ia (Malaikat) meniupkan ruh padanya dan malaikat itu diperintahkan untuk (menulis) empat perkara ; rizkinya, ajal (umur)nya, amal perbuatannya, dan (apakah dia) sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada Ilah (yang haq) selain Dia, sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan amalan penghuni surga sehingga (Jarak) antara dirinya dengan Surga hanya satu hasta saja, namun dia didahului oleh ketetapan(takdir) Allah sehingga dia mengerjakan perbuatan penghuni Neraka, hingga akhirnya dia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan perbuatan penghuni Neraka sehingga (jarak) antara dirinya dengan neraka tinggal satu hasta saja, namun ketetapan(takdir) Allah mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amala perbuatan penghuni surga, hingga akhirnya dia masuk surga." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Firman Allah Ta’ala : فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ " maka maha suci Allah "Maha Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik." Yakni, ketika dia menyebutkan kekuasaan dan kelembutan-Nya dalam menciptakan nutfah ini dari satu keadaan menjadi keadaan yang lain (proses), dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, sehingga menjadi satu bentuk, yaitu manusia yang mempunyai ciptaan yang nirmal lagi sempurna. Dia berfirman فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ "Maha suci Allah pencipta yang paling baik" Wallahu a'lam.
BAB III
PENUTUP
v Kesimpulan
Setelah kami mengkaji lebih dalam tentang masalah perkembangan dan pertumbuhan manusia pada masa prenatal dalam perspektif Islam atau Al-Quran dan Hadits maka dari itu kami dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa sanya proses penciptaan manusia atau tahap konsepsi manusia didalam kandungan terbagi kebeberapa tahap yaitu :
v Nuthfah, (“setetes” atau sejumlah kecil air)
v ‘Alaqoh (struktur seperti lintah)
v Mudghah (struktur bekas kunyahan)
v ‘Idhaam (tulang” atau “rangka)
v An-Nasy’a (formasi/ pembentukan fetus yang sudah jelas)
v Kisaa al-‘Idham bil laham, (membungkus tulang dengan daging atau otot).
Terungkapnya penemuan-penemuan saintis yang berdasarkan teori dari Al-quran dan Al-hadits menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi kita semua karena dengan ditemukannya teori tersebut dapat menambah pengetahuan sakaligus keyakinan kita akan kebenaran dari Al-quran dan Hadits itu sendiri, sekaligus dapat menepis anggapan bahwa sanya penjelasan tentang sains seutuhnya ditemukan oleh barat, akan tetapi apa-apa yang digembar-gemborkan Ilmuan barat khususnya ternyata sudah terlebih dahulu ada dan telah dijelaskan oleh Al-quran secara detail dan terperinci.
Maka dari itu sudah menjadi tugas kita selaku muslim untuk terus mengkaji dan mempelajari isi dari Al-Quran dan AL-hadits sehingga kita bisa menemukan keajaiban-keajiban lainnya yang masih terkandung didalamnya.




Created by : dedy Hendra Ab


DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al- karim, Al-Makhtab Al-Islami
Ibnu Katsir, Tafsiru Al-Qur'ani Al-'Azimi, Musthafa Muhammad, 1365 H.
Al-Bukhari(4935), Al-Jami'u Ash-Shahih, Mesir 1348
Muslim (2955), Ash-Shahih, ttd
Makhtabah Syamilah, VCD
Prof Keith Moore, The Developing Human
http/: www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar